Penulis: Lalu Habiburrahman Direktur FP4 NTB
Lombok, sebuah pulau yang indah dan kaya akan budaya, kini dihadapkan pada kehadiran GRIB Jaya, sebuah organisasi yang dipimpin oleh Hercules, sosok legendaris dari lorong-lorong kekuasaan ibu kota. Bagi sebagian orang, kehadiran GRIB Jaya mungkin hanya urusan administratif, namun bagi yang peka, ini adalah ujaran kekuasaan yang mengetuk pintu kebudayaan.
GRIB Jaya dikenal sebagai entitas yang kuat dan berpengaruh, namun kehadirannya di Lombok menimbulkan kekhawatiran di kalangan LSM dan ormas. Mereka tidak menolak perubahan, namun perubahan yang sehat haruslah tahu diri dan tidak memaksakan wajah-wajah lama untuk berganti rupa.
Tanah Lombok memiliki nilai-nilai luhur dan kebudayaan yang kaya, sehingga kehadiran GRIB Jaya haruslah disikapi dengan hati-hati. Jika kekuatan datang tanpa bahasa lokal, maka akan terdengar seperti derak asing di tengah simfoni bambu. Jika pengaruh hadir tanpa etika kebudayaan, maka akan menjadi benalu dalam ruang yang telah dipenuhi oleh nilai-nilai luhur.
Dalam konteks ini, Hercules dan GRIB Jaya haruslah memahami dan menghormati kebudayaan lokal, serta tidak memaksakan kehendak mereka tanpa mempertimbangkan nilai-nilai yang ada di Lombok. Dengan demikian, kehadiran GRIB Jaya dapat menjadi kesempatan bagi Lombok untuk berkembang dan maju, tanpa mengorbankan kebudayaan dan nilai-nilai luhur yang telah ada.