Faktantb. com, Lombok Tengah, 19 September 2025 -Bupati Lombok Tengah H. Lalu Pathul Bahri dan Wakil Bupati H.M. Nursiah bersama BPS dan Kepala Bapperida, menggelar jumpa pers untuk membahas kinerja penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Lombok Tengah.
Jumpa pers ini dilaksanakan pada Jumat, 19 September 2025 betempat Lobi gedung B Kantor Bupati Lombok Tengah
Dalam kesempatan ini, Bupati H. Lalu Pathul Bahri dan jajarannya memaparkan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan di Lombok Tengah. Mereka juga menjawab pertanyaan-pertanyaan dari media terkait dengan strategi dan program-program yang dijalankan.
"Angka kemiskinan kita setiap tahun menurun" ungkap Bupati, Pathul Bahri
Jumpa pers ini terbuka untuk semua media ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat dan transparan kepada masyarakat tentang kinerja pemerintah daerah Lombok Tengah dalam menanggulangi kemiskinanangka
Plt. BPS Lombok Tengah, Drs. M. Saphoan
merilis data terbaru tentang tingkat kemiskinan di Lombok Tengah. Berdasarkan data Maret 2025, tingkat kemiskinan di Lombok Tengah mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurutnya Persentase penduduk miskin pada Maret 2025 sebesar 10,68 persen, turun 1,39 persen poin terhadap Maret 2024. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 sebesar 109,25 ribu orang, berkurang 13,07 ribu orang terhadap kondisi Maret 2024.
Ia menyampaikan Garis Kemiskinan pada Maret 2025 tercatat sebesar Rp 568.910,- per kapita per bulan, naik 3,55 persen terhadap garis kemiskinan Maret 2024. Komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabe rawit.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) pada Maret 2025 sebesar 1,51, turun dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 1,56. Sementara itu, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada periode yang sama mengalami peningkatan dari 0,27 menjadi 0,31.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Lombok Tengah antara lain pertumbuhan ekonomi yang positif, kenaikan HPP gabah dan jagung, peningkatan konsumsi rumah tangga, penyaluran bantuan sosial, dan peningkatan remitansi.
Dengan demikian, upaya pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan di Lombok Tengah dapat dikatakan efektif dalam menurunkan jumlah dan persentase penduduk miskin. Namun, perlu terus dilakukan pemantauan dan evaluasi untuk memastikan bahwa program-program yang dijalankan dapat memberikan dampak yang signifikan dan berkelanjutan bagi masyarakat. (ms)

