Faktantb.com (12/11/2025) Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I tengah melaksanakan proyek peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi utama kewenangan daerah, bagian dari Instruksi Presiden Tahap III. Proyek ini menyasar 34 daerah irigasi dengan nilai kontrak sebesar Rp 54,022 miliar, salah satunya di Desa Kuripan, Lombok Barat. Tujuannya untuk memperbaiki sistem irigasi guna mendukung sektor pertanian dan ketahanan pangan di wilayah tersebut.
PT Nindya Karya ditunjuk sebagai kontraktor utama, dengan PT Agrinas Palma Nusantara sebagai konsultan proyek. Pengerjaan berlangsung selama 62 hari kalender berdasarkan kontrak nomor HK.02.03-AS/KONT/SK.IRWA 1/809, yang mencakup Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai komitmen pemerintah meningkatkan infrastruktur irigasi demi kesejahteraan petani.
Namun, pelaksanaan proyek mendapat kritik dari masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Mereka menilai proyek tidak memperhatikan aspek keamanan dan kebutuhan warga setempat. Herman, warga Desa Kuripan, menyampaikan kekhawatiran bahwa penyempitan saluran irigasi dapat mengurangi daya tampung air dan meningkatkan risiko banjir ke pemukiman selama musim hujan.
"Kalau musim hujan, air pasti naik ke pemukiman warga karena dinding saluran yang rendah," ujar Herman.
Ia menyarankan agar pasangan batu dinding lama dibongkar terlebih dahulu dan saluran dibuat lebih tinggi agar air tidak meluap.
Selain itu, masyarakat dan LSM mengkritik kurangnya transparansi terkait informasi proyek, karena hingga kini belum ada papan informasi yang memuat anggaran dan detail pengerjaan saluran irigasi di Desa Kuripan.
Samsul, warga lainnya, menambahkan, "Kami juga belum tahu bagaimana koordinasinya dengan petani, lembaga P3A, dan juru pengairan, apalagi ini sudah memasuki musim tanam"
Mereka meminta pihak terkait untuk meninjau kembali desain dan pelaksanaan proyek agar saluran irigasi tidak menyempit dan memastikan keamanan lingkungan sekitar.
Samsul Hadi Azmi, pelaksana lapangan PT Nindya Karya, menyatakan bahwa pihaknya bekerja sesuai arahan konsultan dan gambar yang diberikan, tanpa mengetahui detail anggaran di daerah ini. Pekerjaan difokuskan pada pengerjaan lantai saluran dengan ketebalan 10 cm, lebar bawah saluran 200 cm, dan lebar atas saluran 280 cm, mengalami penyempitan total sekitar 20 cm dibanding sebelumnya yang 300 cm.
“Kami bekerja sesuai gambar dari konsultan. Mengenai anggaran, kami tidak tahu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kuripan Hasbi dan Camat Kuripan H
Muhktamat belum memberikan komentar karena belum berhasil menemui pelaksana maupun konsultan proyek.
Camat Kuripan Mukhtamat S.IP mengatakan, "Hingga saat ini kami belum bertemu dengan pelaksana dan konsultannya," saat dikonfirmasi pada 12 November 2025.
Masyarakat berharap solusi segera ditemukan agar proyek irigasi dapat berjalan dengan aman dan optimal tanpa membahayakan lingkungan maupun warga sekitar. (ms)

