Misteri Kematian Brigadir Nurhadi Belum Terpecahkan, Ahli Pidana Unram: Polda NTB harus Transparan



Faktantb. com
, Mataram (3/2025) Kematian Brigadir Nurhadi, seorang anggota Bidang Propam Polda NTB, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Meskipun ekshumasi atau pembongkaran kuburan untuk autopsi telah dilakukan pada 1 Mei 2025, namun hasil autopsi masih membutuhkan 14 hari untuk keluar.

Berdasarkan kesaksian pemandi jenazah dan kerabat korban, terdapat beberapa kejanggalan dalam kematian Brigadir Nurhadi, antara lain:
1. Tubuh Luka: Banyak luka dan lebam di tubuh korban saat jenazah tiba di rumah duka.
2. Telat Informasi: Keluarga korban merasa kecewa karena tidak segera diberitahu tentang kematian korban.
3. Kolam Dangkal: Kematian korban di kolam pribadi sebuah hotel dinilai janggal karena kolam yang dangkal dan kecil.
4. Beda Alibi: Dua saksi dalam kasus kematian Brigadir Nurhadi memiliki alibi yang berbeda-beda.
5. Hari Kerja: Korban dan dua polisi lainnya berada di Gili Trawangan pada hari kerja, sehingga menimbulkan tanda tanya tentang alasan mereka ke sana.
6. Dua Wanita: Terdapat dua wanita yang ikut bersama tiga polisi menggunakan speedboat, namun identitas mereka masih menjadi misteri.
7. Tanpa Pengacara: Keluarga korban tidak didampingi pengacara saat ekshumasi dan autopsi jenazah.

Ahli Pidana dari Universitas Mataram, Syamsul Hidayat, meminta Polda NTB untuk transparan dan terbuka dalam menangani kasus kematian Brigadir Nurhadi. "Polda NTB harus transparan dan terbuka bagaimana hasil penyelidikan, penyidikan dibuka saja. Hasil autopsi dibuka saja karena bentuk akuntabilitas kepolisian," kata dia.

Keluarga Brigadir Nurhadi berharap agar kasus kematian korban dapat diungkap secara transparan dan profesional. Mereka menunggu keadilan untuk korban dan berharap agar Polda NTB dapat memberikan penjelasan yang memuaskan tentang kematian Brigadir Nurhadi.

HIngga berita ini dimuat belum ada keterangan resmi dari pihak Polda NTB. (Ms)