SPPG Labulia Jonggat #002, Yayasan Ishlahil Athfal Tidak Layani Siswa TK/PAUD/RA, Efisiensi dan Efektivitas Program MBG Dipertanyakan



Faktantb. com
, Loteng, 4 Juni 2025- Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Labulia, Lombok Tengah, tampaknya masih memiliki beberapa kendala. Salah satu masalah utama adalah tidak terlayaninya siswa TK/PAUD/RA di wilayah Desa Labulia oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Labulia Jonggat #002, Yayasan Ishlahil Athfal meskipun lokasi dapurnya yang strategis di jalan Bypas Labulia dan dekat sekolah-sekolah tersebut. Ini menimbulkan keluhan dari guru dan orang tua siswa yang merasa anak-anak mereka juga berhak mendapatkan manfaat dari program MBG.

Menurut Sekertaris Komunitas Pemerhati Pembangunan Desa, Zamharir, ada beberapa alasan mengapa Dapur MBG seharusnya memprioritaskan sekolah-sekolah terdekat, seperti efisiensi waktu dan biaya, kualitas makanan yang lebih baik, pelayanan yang lebih baik, dan penggunaan sumber daya yang lebih efektif. Namun, dapur, SPPG Labulia Jonggat #002, Yayasan Ishlahil Athfal justru lebih memprioritaskan sekolah- sekolah yang lebih jauh atau di luar desa Labulia yang menimbulkan pertanyaan tentang efisiensi dan efektivitas program MBG, sehingga BGN perlu melakukan evaluasi terhadap SPPG tersebut.

"KPPD segera bersurat ke BGN untuk dilakukan evaluasi" tegasnya

Ia berharap semoga masalah ini dapat segera diatasi dan semua siswa, termasuk mereka yang berada di TK/PAUD/RA, se desa Labulia dapat menikmati manfaat dari program Makan Bergizi Gratis. Evaluasi yang dilakukan oleh Badan Gizi Nasional sangat diharapkan dapat memperbaiki pelaksanaan program ini di masa depan dan khususnya SPPG yang ada di desa Labulia

Sementara itu Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang menjadi perpanjangan tangan Badan Gizi Nasional (BGN) yang ditugaskan di SPPG Labulia Jonggat #002, Yayasan Ishlahil Athfal menjelaskan bahwa mereka sudah mendapatkan data siswa yang akan dilayani oleh dapur, SPPG Labulia Jonggat #002, Yayasan Ishlahil Athfal
sebanyak 3.268 siswa dari pemilik dapur dan tidak mengetahui tentang pendataan sebelumnya.

"Bukan kami tidak mau layani, tetapi kami masuk disini sudah mendapatkan data seperti itu dari pemilik dapur. Selain itu kami juga belum mengetahui lokasi lokasi sekolahnya" ungkapnya.

Ia berjanji akan mengusulkan penambahan layanan MBG untuk TK/PAUD/RA dan MI yang belum dapat setelah tahun ajaran ini selesai. tutupnya (ms)